- Home>
- SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KESEHATAN DI INDONESIA
Posted by : Unknown
Kamis, 25 Juni 2015
SEJARAH
PERKEMBANGAN ILMU KESEHATAN DI INDONESIA
Sejak
zaman purbakala manusia telah mengenal penyakit, berusaha sembuh dan
menghindar dari sakit serta berusaha agar tetap sehat. Sesuai dengan
perkembangan peradaban manusia saat itu, maka usaha untuk sembuh dari sakit dan
agar tetap sehat dilakukan dengan berbagai cara. Oleh karena metode dan cara
berbeda-beda maka berbeda-beda pula cara pengobatan dari tempat satu dengan
tempat lainnya.
Ilmu
kesehatan berkembang dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia. Pengetahuan
dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain: pancaindera, pikiran, dan
intuisi. Bila dibandingkan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan terdapat
perbedaan yang nyata. Pengetahuan ialah semua yang diketahui oleh manusia tanpa
memperhatikan pengetahuan tersebut benar atau salah, sedangkan ilmu pengetahuan
membatasi pengetahuan yang benar saja
Pengetahuan
yang benar adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode
ilmiah. Nah, karena manusia ingin terbebas dari penyakit, maka mereka mulai
mempelajari atau mengkaji bagaimana caranya agar manusia dapat selalu hidup
sehat. Dengan menggunakan kemampuan berpikir rasional atas dasar pengetahuan,
menarik minat orang untuk mempelajari ilmu kesehatan yang kemudian kita kenal
sebagai ahli ilmu kesehatan.
Para
ahli ilmu kesehatan
kemudian melakukan penelitian-penelitian yang bersifat observatif maupun
eksperimental melalui pengamatan dan pengukuran terhadap parameter-parameter
kesehatan seperti kadar hemoglobin dalam darah, kandungan bakteri dalam air
minum, kandungan vitamin dalam makanan dsb. Berdasarkan data akurat yang
disertai dengan penjelasan analisis secara deskriptif maka akan diperoleh
fakta-fakta yang kemudian digunakan untuk merumuskan konsep-konsep dalam ilmu
kesehatan.\
Bila kita bandingkan pandangan orang pada jaman dahulu dengan sekarang mengenai
penyakit, ternyata cukup berbeda. Dulu orang beranggapan bahwa penyakit
lepra misalnya, merupakan penyakit kutukan Tuhan. Mereka juga menganggap
bahwa penyakit malaria disebabkan oleh udara buruk (mala = buruk; aria =
udara).
Objek dan Bidang Kajian Ilmu Kesehatan
Sejarah Perkembangan Ilmu Farmasi
Keunggulan dan Perkembangan Jurusan Farmasi
- Jurusan farmasi mempelajari berbagai sediaan obat dan zat aktif yang terkandung di dalamnya. Kebanyakan orang hanya mengetahui merk obatnya saja tanpa mengetahui zat yang berkhasiat dalam obat tersebut. Dengan kompetensi ini, seorang farmasis dapat lebih leluasa memilih obat yang sesuai.
- Disamping mempelajari zat kimia sintetis yang berkhasiat obat, jurusan farmasi juga mempelajari bagian-bagian hewan dan tumbuhan yang mengandung zat-zat yang berkhasiat obat.
- Bidang farmasi dan kedokteran bekerja sama dalam memberikan terapi untuk berbagai macam penyakit. Pada dasarnya tugas seorang dokter adalah mendiagnosis penyakit sementara kewenangan untuk memutuskan obat dan terapi apa yang akan diberikan sebagai penanganan penyakit serta pengawasan efektivitas terapi tersebut berada di tangan seorang farmasis (apoteker).
- Dengan pengetahuan kefarmasian, racun-racun kimia yang ada dapat diatur sehingga dapat memberikan efek terapi yang efektif.
- Secara kasat mata, bidang farmasi dan teknik kimia memang tampak serupa namun bidang farmasi lebih terspesialisasi memproduksi bentuk sediaan obat sebagai hasil riil.
- Lapangan kerja bagi lulusan farmasi cukup luas mulai dari apotek, bagian kefarmasian rumah sakit maupun puskesmas dan klinik, peneliti Badan dan Balai POM, wirausaha mandiri, perusahaan industri (makanan, obat, kosmetik, dll), dan tenaga pengajar (dosen).
Kedua
contoh tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa karena belum
berkembangnya ilmu pengetahuan, orang dahulu memandang penyakit secara kurang
tepat sehingga penanggulangannya pun kurang tepat. Misalnya, untuk mencari
penyembuhan terhadap suatu penyakit, banyak diantara mereka pergi ke dukun,
ahli sihir, pendeta, ulama dan melakukan berbagai upaya lainnya yang umumnya
untuk beberapa penyakit tertentu tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
Dewasa
ini kita saksikan, bahwa orang terus-menerus mencoba mencari dan menyelidiki
sebab-sebab timbulnya suatu penyakit. Berkat kemajuan ilmu dan teknologi,
khususnya di bidang teknologi kedokteran, akhirnya orang tahu dengan tepat
bahwa penyakit lepra disebabkan oleh kuman, bukan karena kutukan Tuhan.
Begitu pula penyakit malaria bukan disebabkan oleh udara buruk tetapi
disebabkan oleh kuman yang menginfeksi tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk Anopheles . Setelah diketahui bahwa penyebab penyakit malaria
adalah kuman yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles , maka upaya yang dilakukan
manusia adalah bagaimana memberantas nyamuk Anopheles , dan mengusahakan
penyembuhan penyakit tersebut. Kini orang sudah tahu bahwa obat penyakit
malaria adalah pil kina.
Dari
uraian di atas, jelaslah bahwa kemajuan yang dicapai dalam bidang kedokteran
atau kesehatan tersebut tidak lepas dari kemajuan ilmu-ilmu yang mendukungnya,
khususnya Biologi. Dengan menguasai cabang-cabang biologi seperti anatomi,
fisiologi, histologi, mikrobiologi, zoologi dan sebagainya, para dokter sudah
dapat mengusahakan penyembuhan yang tepat bagi suatu penyakit. Bahkan begitu
pesatnya kemajuan yang dicapai dalam bidang kedokteran, sampai-sampai penyakit
yang paling rumit pun sudah dapat ditanggulangi, misalnya tumor, kanker,
penyakit jantung, penyakit saraf, ginjal, dan sebagainya. Operasi, dewasa ini
bukan lagi menjadi hal yang menakutkan.
Sesuai
dengan fokus bidang kajian yang dipelajari dan hakikat masalahnya, maka ilmu kesehatan
dalam perkembangannya dapat dikelompokkan menjadi:
1. Ilmu
kesehatan pribadi (personal health) yang fokus bidang kajiannya adalah orang
per orang (pribadi).
2. Ilmu
kesehatan masyarakat (public health ) yang fokus bidang kajiannya adalah
kelompok manusia dalam masyarakat. Kedua sifat keilmuan ini akhirnya
masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu sendiri.
Sumber :http://senjaaruna.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-perkembangan-ilmu.html
FARMASI
Farmasi (bahasa
Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang
berarti: obat)
merupakan salah satu bidang profesional kesehatan
yang merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai
tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang
lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional
seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern
yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien
(patient care) di antaranya layanan klinik,
evaluasi efikasi dan
keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal
dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.
Institusi farmasi Eropa
pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan
tetap eksis sampai dengan sekarang.
Farmasis (apoteker)
merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa
bertugas di institusi-institusi
baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah
sakit, industri farmasi, industri obat
tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan. https://id.wikipedia.org/wiki/Farmasi
Kata FARMASI berasal dari kata (Pharma). Farmasi
merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400-1600an. Farmasi dalam bahasa
inggris adalah pharmacy, bahasa yunani adalah pharmacon, yang artinya adalah
obat. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu professional kesehatan yang
merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika, dan ilmu kimia. Yang
mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
Ruang lingkup farmasi sangatlah luas termasuk penelitian, pembuatan, peracikan,
penyediaan sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat.
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai
“Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang
“Dokter” yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker”
yang menyiapkan obat. Buku tentang bahan obat obatan pertama kali ditulis di
Cina sekitar 2735SM, kemudian sekitar tahun 400SM berdirilah sekolah kedokteran
di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi
tabib pada tataran etik yang tinggi. Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi
yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa.
Seiring berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan obat semakin rumit,
baik formula maupun cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu
keahlian tersendiri. Pada tahun 1240M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan
pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang
terkenal “Two Silices”. Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut
menyebutkan bahwa masing masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik,
pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya.
Dengan keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan
ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Dari sejarah ini, satu hal yang
perlu digaris bawahi adalah akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan
pengobatan tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil,
Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang
tertentu secara turun-temurun dari keluarganya.
Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke
seluruh dunia. Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi
Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821
(sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and
Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya
sekolah-sekolah tinggi dan fakultas di universitas.
Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan
perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi
baik lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi
pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama “The Pharmaceutical
Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun
kemudian dengan nama “American Pharmaceutical Association”. Organisasi
internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama “Federation
International Pharmaceutical”.
Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix
Hoffman menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra
karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow.
Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan
lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya,
perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II
para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC,
hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri &
pendidikannya) terus berkembang dengan didukung oleh berbagai penemuan di
bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini
hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh kita
sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri obat
pertama berdiri).
Sejarah Farmasi di Indonesia
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam
“informasi jabatan untuk standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli
Teknik Kimia Farmasi, (yang tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang
berhubungan erat dengan obat-obatan, dengan persyaratan : pendidikan Sarjana
Teknik Farmasi. Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas
farmasi belum merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA
(Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni
(basic science) sehingga lulusan S1-nya pun bukan disebut Sarjana Farmasi
melainkan Sarjana Sain.
Bagaimana dengan perkembangan farmasi di Indonesia?
Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di
Bandung pada tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di
mana pemerintah mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa.
Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia Farma,
Indofarma, Dankos, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi
atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.
Tonggak sejarah munculnya profesi apoteker di Indonesia
dimulai dengan didirikannya Perguruan Tinggi Farmasi di Klaten pada tahun 1946,
yang kemudian menjadi Fakultas Farmasi UGM, dan di bandung tahun 1947.
Demikian beberapa ulasan sejarah farmasi Dunia barat yang
semuanya berawal dari Hipocrates yang dikenal sebagai bapak kedokteran, jika
dilihat secara mendalam maka ilmu kefarmasian dan ilmu kedokteran memiliki
sumber yang sama sehingga diharapkan keilmuan ini dapat bekerja sama untuk
mencapai efek terapi yang maksimal bagi pasien.Sumber : https://ahmadkhairul95.wordpress.com/2013/01/10/sejarah-perkembangan-ilmu-farmasi/
Farmasi (bahasa
inggris: pharmacy, bahasa yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan
salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas
dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk
praktik farmasi tradisionalseperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta
pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap
pasien(patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan
penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat.
Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi.
Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta
seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri
obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan
Keunggulan jurusan farmasi dari jurusan yang lain adalah :
- Jurusan farmasi mempelajari berbagai sediaan obat dan zat aktif yang terkandung di dalamnya. Kebanyakan orang hanya mengetahui merk obatnya saja tanpa mengetahui zat yang berkhasiat dalam obat tersebut. Dengan kompetensi ini, seorang farmasis dapat lebih leluasa memilih obat yang sesuai.
- Disamping mempelajari zat kimia sintetis yang berkhasiat obat, jurusan farmasi juga mempelajari bagian-bagian hewan dan tumbuhan yang mengandung zat-zat yang berkhasiat obat.
- Bidang farmasi dan kedokteran bekerja sama dalam memberikan terapi untuk berbagai macam penyakit. Pada dasarnya tugas seorang dokter adalah mendiagnosis penyakit sementara kewenangan untuk memutuskan obat dan terapi apa yang akan diberikan sebagai penanganan penyakit serta pengawasan efektivitas terapi tersebut berada di tangan seorang farmasis (apoteker).
- Dengan pengetahuan kefarmasian, racun-racun kimia yang ada dapat diatur sehingga dapat memberikan efek terapi yang efektif.
- Secara kasat mata, bidang farmasi dan teknik kimia memang tampak serupa namun bidang farmasi lebih terspesialisasi memproduksi bentuk sediaan obat sebagai hasil riil.
- Lapangan kerja bagi lulusan farmasi cukup luas mulai dari apotek, bagian kefarmasian rumah sakit maupun puskesmas dan klinik, peneliti Badan dan Balai POM, wirausaha mandiri, perusahaan industri (makanan, obat, kosmetik, dll), dan tenaga pengajar (dosen).
Sumber : https://afinanaufal88umm.wordpress.com/2014/06/18/keunggulan-dan-perkembangan-jurusan-farmasi/
Farmasi juga termasuk dari bidang
kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang
mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
Ruang
lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisionalseperti
peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang
berhubungan dengan layanan terhadap pasien(patient care) di antaranya layanan
klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi
obat.
Farmasis (apoteker) merupakan
gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di
institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas
obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek,
dan di berbagai sarana kesehatan
Keunggulan jurusan farmasi dari
jurusan yang lain adalah :
Jurusan
farmasi mempelajari berbagai sediaan obat dan zat aktif yang terkandung di
dalamnya. Kebanyakan orang hanya mengetahui merk obatnya saja tanpa mengetahui
zat yang berkhasiat dalam obat tersebut. Dengan kompetensi ini, seorang
farmasis dapat lebih leluasa memilih obat yang sesuai.
Disamping mempelajari zat kimia
sintetis yang berkhasiat obat, jurusan farmasi juga mempelajari bagian-bagian
hewan dan tumbuhan yang mengandung zat-zat yang berkhasiat obat.
Bidang
farmasi dan kedokteran bekerja sama dalam memberikan terapi untuk berbagai
macam penyakit. Pada dasarnya tugas seorang dokter adalah mendiagnosis penyakit
sementara kewenangan untuk memutuskan obat dan terapi apa yang akan diberikan
sebagai penanganan penyakit serta pengawasan efektivitas terapi tersebut berada
di tangan seorang farmasis (apoteker).
Dengan pengetahuan kefarmasian,
racun-racun kimia yang ada dapat diatur sehingga dapat memberikan efek terapi
yang efektif.
Secara kasat mata, bidang farmasi
dan teknik kimia memang tampak serupa namun bidang farmasi lebih
terspesialisasi memproduksi bentuk sediaan obat sebagai hasil riil.
Lapangan kerja bagi lulusan
farmasi cukup luas mulai dari apotek, bagian kefarmasian rumah sakit maupun
puskesmas dan klinik, peneliti Badan dan Balai POM, wirausaha mandiri,
perusahaan industri (makanan, obat, kosmetik, dll), dan tenaga pengajar
(dosen).
Sumber : http://sekolahfarmasimalang.blogspot.com/2014/11/keuntungan-memilih-jurusan-farmasi.html
Sumber : http://sekolahfarmasimalang.blogspot.com/2014/11/keuntungan-memilih-jurusan-farmasi.html
INFORMASI
UMUM TENTANG FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI
Program
Studi Farmasi berdiri tahun 2006. Program studi ini menggandeng Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga serta bergabung sebagai Anggota Asosiasi
Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia sebagai upaya mengembangkan kualitas
pendidikan yang terstandard.
Beban studi yang harus ditempuh
mahasiswa sebanyak 150 SKS yang dapat diselesaikan selama 8 semester. Untuk
menunjang kualitas lulusan, Program Studi Farmasi menyelenggarakan pembelajaran
dengan kurikulum berbasis kompetensi dengan muatan utama adalah farmasi
komunitas berbasis klinis.
Sebagai salah satu program studi
yang berusia relatif muda di lingkungan, Prodi Farmasi UMM berhasil meluluskan
lebih dari 70% Sarjana Farmasi secara tepat waktu dengan predikat memuaskan.
Profesional Apoteker mempunyai
lapangan kerja yang cukup luas, khususnya pada pelayanan kefarmasian
(pharmaceutical care). Apoteker secara individu dapat membuka apotek tanpa
harus terpengaruh oleh pihak lain, dapat juga bekerja di rumah sakit sebagai
clinical pharmacy, di industri obat sebagai manager produksi, manager quality
control, di Balai Pengawasan Obat dan Makanan, lembaga pendidikan, lembaga
penelitian, Departemen kesehatan dan departemen lainnya.
Sumber : http://www.umm.ac.id/id/page/01031001/farmasi.html
Sumber : http://www.umm.ac.id/id/page/01031001/farmasi.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berapa jumlah total beban studi yang harus ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Farmasi, dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya? Visit us Telkom University
BalasHapus